Breaking News
light_mode
Beranda » KALBAR » Api di Bawah Permukaan: Karhutla Dusun Mensungai Sambas Sulit Dipadamkan, 1,8 Hektar Berhasil Dilokalisir

Api di Bawah Permukaan: Karhutla Dusun Mensungai Sambas Sulit Dipadamkan, 1,8 Hektar Berhasil Dilokalisir

  • account_circle Ainu
  • calendar_month 12 jam yang lalu
  • comment 0 komentar

Seputar Kalbar (SAMBAS) – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Dusun Mensungai, Desa Sekura, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, berlangsung sejak 26 hingga 28 September 2025.

Kepala Manggala Agni Daops Sambas, Hendra Cipta, melaporkan bahwa kebakaran ini menghanguskan lahan milik masyarakat yang belum diketahui pemilik pastinya, dengan titik koordinat N 1.47119 E 109.16218 dan N 1.47087 E 109.16132 hasil tim groundcheck.

Lahan yang terbakar meliputi vegetasi pakis, resam, nanas, dan sawit di atas tanah gambut dengan kedalaman sekitar dua meter.

Menurutnya, sumber air terdekat berada di parit berjarak 10 meter dari lokasi, namun pemadaman cukup sulit karena tipe kebakaran permukaan dan bawah yang membuat api cepat menjalar, terutama di gambut yang menyimpan bara bawah permukaan. Kondisi ini membuat upaya pemadaman menjadi tantangan besar bagi tim.

Tim gabungan yang bertugas terdiri dari 7 personel Manggala Agni, 7 anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sekura, dan 2 personel Koramil Teluk Keramat. Mereka dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana seperti 2 unit mesin mini striker, 14 selang penghantar, 2 selang hisap, 2 nozle, 2 jet shooter, 1 kopyok, 1 golok, dan 1 konektor. Fokus utama tim adalah melokalisir api agar tidak meluas, terutama di area dekat jalan kebun warga.

Selain pemadaman darat, bantuan juga datang dari udara. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Provinsi Kalimantan Barat menurunkan helikopter water bombing untuk membantu memadamkan api di titik-titik sulit dijangkau.

“Sinergi antara pemadaman darat dan udara menjadi langkah penting untuk menekan laju kebakaran di Dusun Mensungai. Kerja sama ini menunjukkan upaya serius dalam penanganan Karhutla di wilayah rawan seperti Sambas,” jelasnya.

Hingga 29 September 2025, api dilaporkan sudah padam, namun lahan masih mengeluarkan asap tebal. Tim terus berjaga dan melakukan pendinginan untuk mencegah potensi kebakaran susulan.

“Kami fokus mengamankan akses jalan warga dan memastikan api tidak merambat ke seberang parit,” kata Hendra Cipta. Ia menekankan pentingnya upaya ini untuk melindungi warga dan lingkungan sekitar.

Dalam tiga hari, sekitar 16 hektar lahan terbakar, dengan luas lahan yang berhasil dipadamkan dan dilokalisir sekitar 1,8 hektar. Angka ini menunjukkan betapa cepatnya api menjalar di lahan gambut, serta tantangan besar dalam upaya pemadaman.

Hendra Cipta menegaskan bahwa kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi Karhutla.

“Ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi Karhutla, khususnya di wilayah lahan gambut Sambas yang rawan terbakar saat musim kemarau,” tutup Hendra Cipta.

Ia berharap kejadian ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pihak terkait untuk lebih proaktif dalam pencegahan dan penanganan Karhutla di masa mendatang.

  • Penulis: Ainu
  • Editor: Alfarizi
expand_less