Dorong Desa Model, Tekan Stunting
- account_circle Ainu
- calendar_month Selasa, 14 Okt 2025
- comment 0 komentar

Seputar Kalbar (SAMBAS) – Diperlukan komitmen dan keseriusan lintas sektoral pada penanganan percepatan penurunan stunting. Desa menjadi ujung tombak terpenting dalam tahapan penanganan kasus ini.
Camat Tangaran, Suhut Firmansyah pada Mini Lokakarya Tim Percepatan Penurunan Stunting Kecamatan Tangaran, di Ruang Rapat Kantor Camat Tangaran, Senin (13/10) meminta semua yang terlibat langsung, dapat menjadi agen perubahan guna memberikan kepedulian pada penanganan stunting.
Terutama kata dia, jajaran pemerintahan desa, baik kepala desa, perangkat, BPD hingga relawan desa.
”Permasalahan Stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan di Indonesia, meskipun terjadi penurunan dibanding sebelum-sebelumnya, kita tetap harus meningkatkan kewaspadaan bersama dan mempersiapkan strategi dalam rangka mempercepat penurunan stunting secara signifikan,” ujar Camat.
Mini Lokakarya TPPS yang diikuti Kepala Puskesmas Simpang Empat Tangaran, perwakilan Koramil Polsek setempat, para kepala Desa, PKK, hingga lembaga kesosialan peduli kesehatan, dijelaskan Suhut Firmansyah menjadi media penting penyatuan presepsi dan komitmen terhadap penanganan stunting di Kecamatan.
”Terima kasih kepada semua pihak yang telah membersamai pada kegiatan mini lokakarya ini, dan melalui momentum pertemuan ini, kita bersama-sama menelaah kembali, capaian hingga permasalahan yang masih ditemui dilapangan terhadap upaya kita menekan angka stunting,” terang Camat.
Suhut meminta semua jajaran di Pemerintahan Desa, turut ambil bagian dan memberikan kepedulian yang nyata terhadap masalah stunting. Karena menurut dia, stunting bukan hanya sekadar permasalahan pertumbuhan anak yang terhambat.
”Kondisi stunting, jika kita pahami, berdampak luas terhadap perkembangan otak, daya tahan tubuh dan produktivitas ekonomi di masa depan. Anak yang mengalami stunting, berisiko memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah, lebih rentan terhadap penyakit, serta berpotensi mengalami kesulitan dalam bersaing di dunia kerja saat dewasa. Karenanya, setiap lini di Desa kita harapkan memberikan kepedulian yang besar terhadap tumbuh kembang generasi muda kita. Untuk TPPS Desa, Dusun juga sangat penting terlibat aktif,” saran Camat Tangaran.
Bersama lintas sektoral yang terlibat di Mini Lokakarya, Camat Tangaran merancang penerapan Desa Model Penurunan Stunting. Harapannya, konsep Desa Model menghadirkan akselerasi atau percepatan yang tidak biasa terhadap komitmen penurunan stunting.
”Dengan Desa Model, kita yakini pencapaian target penurunan lebih signifikan, pengimplementasian atau penerapan pendekatan-pendekatannya lebih efektif atau lebih mengena sasaran, dan yang penting, bagaimana dengan Desa Model, semua lini berkomitmen bergerak, bersatu dan membersamai pada penanganan ini,” saran Camat.
Kepala Puskesmas Simpang Empat Kecamatan Tangaran Dulhadi, dalam sambutannya menyarankan beberapa penguatan. Diantaranya komitmen bersama tim percepatan penurunan stunting desa atau TPPS yang telah terbentuk dan atau Pemerintah Desa setempat memantau langsung kegiatan posyandu.
”TPPS Desa atau jajaran Pemdes yang terlibat, sekiranya melakukan pemantauan langsung terhadap kegiatan Posyandu, faedahnya kita harapkan, ketika terdapat permasalahan, dapat langsung diambil tindakan atau intervensi, semisal langsung rujukan atau langkah lainnya,” terang Dulhadi.
Kades Merabuan, Darmono mengatakan, di Desanya, komitmen pendampingan kegiatan Posyandu terus ditingkatkan. Jajaran pemdesnya, lanjut dia, telah melakukan pemantauan langsung dan pendampingan kegiatan-kegiatan posyandu.
”Jajaran kami sudah dilibatkan pada kegiatan-kegiatan posyandu. Dan terus kami tegaskan terkait efektifitas pendataan ditingkat Posyandu, yang juga melibatkan pendataan langsung teman-teman kita di Tim Pendamping Keluarga atau TPK untuk selanjutnya bersinergi dengan Puskesmas. Sinergi data juga diperlukan dalam hal ini,” papar Kades Merabuan.
- Penulis: Ainu
- Editor: Reza Erlangga